MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
MASYARAKAT DAN
KEBUDAYAAN
1.
MASYARAKAT
Masyarakat
(sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orangyang
membentuk sebuahsistemsemi
tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu
yang berada dalam kelompok tersebut.Kata "masyarakat" sendiri
berakar dari kata dalam bahasa Arab,musyarak . Lebih abstraknya, sebuah
masyarakat adalah suatu jaringanhubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Yakni ia adalah sebuahkomunitasyang
interdependen (saling tergantung satu sama lain).Umumnya, istilah masyarakat
digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu
komunitas yang teratur. Kemudianmenurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok
manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki
pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan
kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka
berdasarkankemaslahatan.
Pengertian masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan
istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah
sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi
adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata
dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu
jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah
komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam
satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin
An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat
apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan
kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka
berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya
dalam bermata pencaharian.
Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban.
Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban.
Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur
politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat
masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin,
societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas
diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society
berhubungan erat dengan kata sosial.
Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya
mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
2. KEBUDAYAAN
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture, yang
berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani.Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia. Adapun menurut Pak Parsudi
dalam bukunya“Hubungan Antar Sukubangsa ” mendefinisikan “Kebudayaan sebagai keseluruhan
pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan
menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan
bagi tingkah-lakunya.Dengan demikian, kebudayaan merupakan serangkaian
aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi
yangterdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh
manusia,dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi
lingkungannyasebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan-tindakannya”.
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat.Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowskimengemukakan bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalahCultural-Determinism.
Herskovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain, yang kemudian disebut sebagaisuperorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian
nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual
dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward
Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang
di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian
mengenai kebudayaan adalah
sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Sementara
menurut Paul B. Horton dan C. Hunt Masyarakatmerupakan kumpulan manusia yang
relatif mandiri, hidup bersama-samadalam waktu yang cukup lama, tinggal di
suatu wilayah tertentu,mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar
kegiatan didalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.J. J Honigmann (dalam
Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanyatiga ‘gejala kebudayaan’ : yaitu :
(1) ideas
(2) activitie
dan
(3)
artifact
dan ini diperjelas
oleh Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengantiga wujud kebudayaan
a) Wujud
kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide,gagasan-gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
b) Wujud
kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas sertatindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat.
c) Wujud
kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas sertatindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat
3. MASYARAKAT
YANG MULTIKULTURAL
Teori sosiologi
klasik biasanyaselalu berfokus pada konflik-konflik sosial yang muncul di
dalammasyarakat yang kurang lebih homogen. Pada 1939 Furnivall membuatterobosan
baru dengan mencoba memahami dinamika dan problematikamasyarakat plural. Senda
dengan pendapat ini adalah apa yang dikatakan oleh Van den Berghe,
“Secara relatif seringkali terjadi konflik diantarakelompok yang satu dengan
kelompok yang lain”
Masyarakat
majemuk terbentuk dari dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh
sistem nasional,yang biasanya dilakukan secara paksa (by force) menjadisebuah
bangsa dalam wadah negara. Sebelum PerangDunia kedua, masyarakat-masyarakat
negara jajahanadalah contoh dari masyarakat majemuk. Sedangkansetelah Perang
Dunia kedua contoh-contoh darimasyarakat majemuk antara lain, Indonesia,
Malaysia,Afrika Selatan, dan Suriname. Ciri-ciri yang menyolok dankritikal dari
masyarakat majemuk adalah hubungan antarasistem nasional atau pemerintah
nasional denganmasyrakat suku bangsa, dan hubungan di antaramasyarakat suku
bangsa yang dipersatukan oleh sistemnasional. Dalam perspektif hubngan
kekuatan, sistemnasional atau pemerintahan nasional adalah yang dominandan
masyarakat-masyarakat suku bangsa adalahminoritas. Hubungan antara pemerintah
nasional denganmasyarakat suku bangsa dalam masyarakat jajahan selaludiperantarai
oleh golongan perantara, yang posisi ini dihindia Belanda dipegang oleh
golongan Cina, Arab, dan Timur Asing lainnya untuk kepentingan pasar.
Sedangkanpara sultan dan raja atau para bangsawan yang disukungoleh para
birokrat (priyayi) digunakan untuk kepentinganpemerintahan dan penguasaan. Atau
dipercayakan kepadapara bangsawan dan priyayi untuk kelompok-kelompoksuku
bangsa yang digolongkan sebagai terbelakang atauprimitif.Dalam masyarakat
majemuk dengan demikian adaperbedaan-perbedaan sosial, budaya, dan politik yang
dikukuhkan sebagai hukum ataupun sebagai konvensisosial yang membedakan
mereka yang tergolong sebagaidominan yang menjadi lawan dari yang minoritas.
Dalam masyarakat
Hindia Belanda, pemerintah nasional atau penjajah mempunyai kekutan iliter dan
polisi yangdibarengi dengan kekuatan hukum untuk
memaksakankepentingan-kepentingannya, yaitu mengeksploitasisumber daya alam dan
manusia. Dalam struktur hubungankekuatan yang berlaku secara nasional, dalalm
penjajahanhindia Belanda terdapat golongan yang paling dominanyang berada pada
lapisan teratas, yaitu orang Belanda danorang kulit putih, disusul oleh orang
Cina, Arab, dan Timurasing lainnya, dan kemuian yang terbawah adalah merekayang
tergolong pribumi. Mereka yang tergolong pribumidigolongkan lagi menjadi yang
tergolong telah menganlperadaban dan meraka yang belum mengenal peradabanatau
yang masih primitif. Dalam struktur yang berlakunasional ini terdapat
struktur-struktur hubungan kekuatandominan-minoritas yang bervariasi sesuai
konteks-kontekshubungan dan kepentingan yang berlaku.
Dikatakan bahwa,
keberadaan kelompok minoritasselalu dalam kaitan dan pertentangannya dengan
kelompok dominan, yaitu mereka yang menikmati statussosial tinggi dan sejumlah
keistimewaan yang banyak.Mereka ini mengembangkan seperangkat prasangka
terhadap golongan minoritas yang ada dalammasyarakatnya. Prasangka ini berkembang
berdasarkanpada adanya
a) perasaan
superioritas pada mereka yangtergolong dominan;
b) sebuah
perasaan yang secaraintrinsik ada dalam keyakinan mereka bahwa golongan
minoritas yang rendah derajadnya itu adalah berbeda darimereka dantergolong
sebagai orang asing;
c) adanya
klaim pada golongan dominan bahwa sebagai aksessumber daya yang ada adalah
merupakan hak mereka, dandisertai adanya ketakutan bahwa mereka yang
tergolongminoritas dan rendah derajadnya itu akan mengambilsumberdaya-sumber
daya tersebut.
4. DINAMIKA
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Untuk
menganalisa secara ilmiah tentang gejala-gejala dan kejadian sosila budaya di
masyarakat sebagai proses-proses yang sedan berjalan atau bergeser kita
memrlukan beberapa konsep. Konsep-konsep tersebut sangta perlu untuk
menganalisa proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan serta dalam sebuah
penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamik sosial (social
dynamic).
Konsep-konsep
penting tersebut antara lain internalisasi (internalization) , sosialisasi
(socialization), dan enkulturasi (enculturation). Kemudian ada juga evolusi
kebudayaan (cultural evolution) yang mengamati perkembangan kebudayaan manusia
dari bentuk yang sederhana hingga bentuk yang semakin lama semakin kompleks.
Serta juga ada difusi (diffusion) yaiu peneybaran kebudayaan secara geografi,
terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa di muka bumi. Proses lain adalah proses
belajar unsur-unsur kebudayaan asing oleh warga suatu masyarakat, yaitu proses
akulturasi (acculturation) dan asimilasi (assimilation). Akhirnya ada proses
pemabahruan atau inovasi (innovation), yang berhubungan erat dengan penemuan
baru (discovery dan invention).
Proses Belajar
Kebudayaan Sendiri
Proses
Internalisasi. Manusia mempunyai bakat tersendiri dalam gen-nya untuk
mengembangkan berbagai mavam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi
kepribadiannya. Tetapi wujud dari kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh
berbagai macam stimuli yang ada di sekitar alam dan lingkungan sosial dan
budayanya.
Maka proses
internalisasi yang dimaksud adalah proses panjang sejak seorang individu
dilahirkan sampai ia hampir meninggal, dimana ia belajar menanamkan dalam
kepribadiannya segala hasrat, perasaan, nafsu, serta emosi yang diperlukan
sepanjang hidupnya.
Proses sosialisasi. Proses ini bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di sekililingnya yag menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
Proses Enkulturasi. Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, serta peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Kata enkulturasi dalam bahas Indonesia juga berarti “pembudayaan”. Sorang individu dalam hidupnya juga sering meniru dan membudayakan berbagai macam tindakan setelah perasaan dan nilai budaya yang memberi motivasi akan tindakan meniru itu telah diinternalisasi dalam kepribadiannya.
Proses sosialisasi. Proses ini bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di sekililingnya yag menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
Proses Enkulturasi. Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, serta peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Kata enkulturasi dalam bahas Indonesia juga berarti “pembudayaan”. Sorang individu dalam hidupnya juga sering meniru dan membudayakan berbagai macam tindakan setelah perasaan dan nilai budaya yang memberi motivasi akan tindakan meniru itu telah diinternalisasi dalam kepribadiannya.
Proses evolusi
Sosial
Proses
Microscopic dan Macroscopic Dalam Evolusi Sosial. Proses evolusi dari suatu
masyarakat dan
kebudayaan dapat dianalisa oleh seorang peneliti seolah-olah dari dekat secar
detail (microscopic), atau dapat juga dipandang dari jauh hanya dengan
memperhatiakn perubahan-perubahan yang besar saja (macroscopic). Proses evolusi
sosial budaya yang dianalisa secara detail akan membuka mata seorang peneliti
untuk berbagai macam proses perubahan yang terjadi dalam dinamika kehidupan
sehari-hari dalam setiap masyarakat di dunia.
Proses-Proses
Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya. Proses ini mengenai suatu aktivitas dalam
sebuah lingkunagn atau suata adat dimana aktivitas yang dilakukan terus
berulang. Dan aktivitas yang dimaksud biasanya aktivitas yang menyimpang atau
diluar kehendak prilaku. Namun pada suatu ketika dan sering terjadi aktivitas
tersebut selalu berulang (recurent) dalam kehidupan sehari-hari disetiap
masyarakat. Sampai akhirnya masyarakat tidak bisa mempertahankan adatnya lagi,
karena terbiasa dengan penyimpangan-penyimpangan tersebut. Maka masyrakat
terpaksa memberi konsesinya, dan adat serta aturan diubah sesuai dengan
keperluan baru dari indibidu-individu didalam masyarakat.
Proses Mengarah
dalam Evokusi Kebudayaan.
Dengan mengambil
jangka waktu yang panjang maka akan terlihat prubahan-perubahan besar yang
seolah bersifat menentukan arah (dirctional) dari sejarah perkembangan
masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan. Sebagai contoh misalnya tingkat
kebudayaan manusia yang berawal dari Neolitik, kemudian berubah menjadi Mesoltk
dan akhirnya berubah menuju Paleolitik.
Proses Difusi.
Peneyebaran
Manusia. Ilmu Paleoantropologi memperkirakan bahwa manusia terjadi di daerah
Sabana tropikal di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu sudah menduduki
hampir seluruh permukaan bumi ini. Hal ini dapat diterangkan dengan dengan adanya
proses pembiakan dan gerka penyebaran atau migrasi-migrasi yang disertai dengan
proses adpatsi fisik dan sosial budaya.
Penyebaran
Unsur-Unsur Kebudayaan.
Bersamaan dengan
penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia di muka bumi, turut pula tersebar
unsur-unsur kebudayaan dan sejarah dari proses penyebaran unsur penyebaran
kebudayaan seluruh penjuru dunia yang disebut proses difusi (diffusion). Salah
satu bentuk difusi dibawa oleh kelompok-kelompok yang bermigrasi. Namun bisa
juga tanpaadanaya migrasi, tetapi karena ada individu-individu yang membawa
unsur-unsur kebudayaan itu, dan mereka adalah para pedagang dan pelaut.
Akulturasi dan
Pembauran atau Asimilasi.
Akulturasi.
Poses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan
tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan
demikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun
diterima dan dioalh kedalm kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Asimilasi. Proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda-beda. Kemudian saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan yang campuran.
Asimilasi. Proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda-beda. Kemudian saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan yang campuran.
Pembaruan atau
Inovasi
Inovasi dan
Penemuan. Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber
alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan
teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan
dibuatnya produk-produk baru. Proses inovasi sangat erat kaitannya dengan
teknologi dan ekonomi. Dalam suatu penemuan baru biasanya membutuhkan proses
sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus yaitu discovery dan invention.
Discovery adalah
suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik berupa suatu alat
baru, ide baru, yang diciptakan oleh individu atau suatu rangkaian dari
beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru menjadi
invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan
baru itu.
Pendorong Penemuan Baru. Faktor-faktor pendorong bagi individu dalam suatu masyarakat untuk memulai dan mengembangkan penemuan-penemuan baru anatar lain :
1. Kesadaran para individu akan kekurangan dalam kebudayaan.
2. Mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan.
3. Sistem perangsang bagi aktivitas mencpta dalam masyarakat.
5. MASYARAKAT
DAN KEBUDAYAAN INDONESIA
Dinamika sosial
dan kebudayaan itu, tidak terkecuali melanda masyarakat Indonesia, walaupun
luas spektrum dan kecepatannya berbeda-beda. Demikian pula masyarakat dan
kebudayaan Indonesia pernah berkembang dengan pesatnya di masa lampau, walaupun
perkembangannya dewasa ini agak tertinggal apabila dibandingkan dengan
perkembangan di negeri maju lainnya. Betapapun, masyarakat dan kebudayaan
Indonesia yang beranekaragam itu tidak pernah mengalami kemandegan sebagai
perwujudan tanggapan aktif masyarakat terhadap tantangan yang timbul akibat
perubahan lingkungan dalam arti luas maupun pergantian generasi.
Ada sejumlah
kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat
Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu perubahan sosial,
Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor),
seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua,
adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh
kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran
(unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat
memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali
kehidupan mereka .
Betapapun cepat
atau lambatnya perkembangan sosial budaya yang melanda, dan factor apapun
penyebabnya, setiap perubahan yang terjadi akan menimbulkan reaksi pro dan
kontra terhadap masyarakat atau bangsa yang bersangkutan. Besar kecilnya reaksi
pro dan kontra itu dapat mengancam kemapanan dan bahkan dapat pula menimbulkan
disintegrasi sosial terutama dalam masyarakat majemuk dengan multi kultur
seperti Indonesia.
6. PERKEMBANGAN
SOSIAL DAN KEBUDAYAAN DEWASA INI
Masyarakat
Indonesia dewasa ini sedang mengalami masa pancaroba yang amat dahsyat sebagai
akibat tuntutan reformasi secara menyeluruh. Sedang tuntutan reformasi itu
berpangkal pada kegiatan pembangunan nasional yang menerapkan teknologi maju
untuk mempercepat pelaksanaannya. Di lain pihak, tanpa disadari, penerapan
teknologi maju itu menuntut acuan nilai-nilai budaya, norma-norma sosial dan
orientasi baru. Tidaklah mengherankan apabila masyarakat Indonesia yang majemuk
dengan multi kulturalnya itu seolah-olah mengalami kelimbungan dalam menata
kembali tatanan sosial, politik dan kebudayaan dewasa ini.
Penerapan
teknologi maju
Penerapan
teknologi maju untuk mempercepat pebangunan nasional selama 32 tahun yang lalu
telah menuntut pengembangan perangkat nilai budaya, norma sosial disamping ketrampilan
dan keahlian tenagakerja dengn sikap mental yang mendukungnya. Penerapan
teknologi maju yang mahal biayanya itu memerlukan penanaman modal yang besar
(intensive capital investment); Modal yang besar itu harus dikelola secara
professional (management) agar dapat mendatangkan keuntungan materi seoptimal
mungkin; Karena itu juga memerlukan tenagakerja yang berketrampilan dan
professional dengan orientasi senantiasa mengejar keberhasilan (achievement
orientation).
Tanpa disadari,
kenyataan tersebut, telah memacu perkembangan tatanan sosial di segenap sector
kehidupan yang pada gilirannya telah menimbulkan berbagai reaksi pro dan kontra
di kalangan masyarakat. Dalam proses perkembangan sosial budaya itu, biasanya
hanya mereka yang mempunyai berbagai keunggulan sosial-politik, ekonomi dan
teknologi yang akan keluar sebagai pemenang dalam persaingan bebas. Akibatnya
mereka yang tidak siap akan tergusur dan semakin terpuruk hidupnya, dan
memperlebar serta memperdalam kesenjangan sosial yang pada gilirannya dapat
menimbulkan kecemburuan sosial yang memperbesar potensi konflik sosial.dalam
masyarakat majemuk dengan multi kulturnya.
Keterbatasan
lingkungan (environment scarcity)
Penerapan
teknologi maju yang mahal biayanya cenderung bersifat exploitative dan expansif
dalam pelaksanaannya. Untuk mengejar keuntungan materi seoptimal mungkin,
mesin-mesin berat yang mahal harganya dan beaya perawatannya, mendorong
pengusaha untuk menggunakannya secara intensif tanpa mengenal waktu. Pembabatan
dhutan secara besar-besaran tanpa mengenal waktu siang dan malam, demikian juga
mesin pabrik harus bekerja terus menerus dan mengoah bahan mentah menjadi
barang jadi yang siap di lempar ke pasar. Pemenuhan bahan mentah yang
diperlukan telah menimbulkan tekanan pada lingkungan yang pada gilirannya
mengancam kehidupan penduduk yang dilahirkan, dibesarkan dan mengembangkan
kehidupan di lingkungan yang di explotasi secara besar-besaran.
Di samping itu
penerapan teknologi maju juga cenderung tidak mengenal batas lingkungan
geografik, sosial dan kebudayaan maupun politik. Di mana ada sumber daya alam
yang diperlukan untuk memperlancar kegiatan industri yang ditopang dengan
peralatan modern, kesana pula mesin-mesin modern didatangkan dan digunakan
tanpa memperhatikan kearifan lingkungan (ecological wisdom) penduduk setempat.
Ketimpangan
sosial-budaya antar penduduk pedesaan dan perkotaan ini pada gilirannya juga
menjadi salah satu pemicu perkembangan norma-norma sosial dan nilai-nilai
budaya yang befungsi sebagai pedoman dan kerangka acuan penduduk perdesaan yang
harus nmampu memperluas jaringan sosial secara menguntungkan. Apa yang
seringkali dilupakan orang adalah lumpuhnya pranata sosial lama sehingga
penduduk seolah-olahkehilangan pedoman dalam melakukan kegiatan. Kalaupun
pranata sosial itu masih ada, namun tidak berfungsi lagi dalam menata kehidupan
pendudduk sehari-hari. Seolah-olah terah terjadi kelumpuhan sosial seperti
kasus lumpur panas Sidoarjo, pembalakan liar oleh orang kota, penyitaan kayu
tebangan tanpa alas an hokum yang jelas, penguasaan lahan oleh mereka yang
tidak berhak. Kelumpuhan sosial itu telah menimbulkan konflik sosial yang
berkepanjangan dan berlanjut dengan pertikaian yang disertai kekerasan ataupun
amuk.
Comments
Post a Comment