TERMINASI


A.    Pengertian

Terminasi adalah praktik pekerjaan sosial etis yang sama penting dengan pelibatan (engagement), asesmen, dan perencanaan penanganan. Apa pun alasan bagi pengakhiran, persiapan dini bagi terminasi dan intarvonsi yang akan sama selain fase terminasi membantu klien mempertahankan perolehan dan mengatasi reaksi praktis dan emosional terhadap pengakhiran.
Terminasi merupakan tahap pengakhiran dan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan masyarakat atau kelompok sasaran. Sebuah proses pengembangan masyarakat seringkali tahap ini dilakukan bukan karena masyarakat sudah dapat dianggap mandiri, tetapi tahap ini harus dilakukan karena program sudah harus dihentikan, sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah selesai.( Isbandi ; 2001). Terminasi oleh Soetarso (1992 : 342-344) disebut dengan istilah pemutusan relasi antara pekerja sosial dengan sistem sasaran dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses perubahan berencana.
Terminasi adalah suatu titik akhir dari proses perubahan. Jumlah waktu yang harus digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan proses perubahan mempunyai perbedaan-perbadaan diantara kasus yang satu dengan yang lainnya, tergantung pada kerumitan tujuan dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam usaha pencapainnya. Misalnya, seorang pekerja sosial yang bertugas di rumah sakit membantu suatu keluarga yang mengalami krisis karena sakitnya ibu rumah tangga.
Terminasi merupakan indikasi kapan akibat suatu kegiatan bergerak kepada hal-hal yang diinginkan sehingga secara langsung memperkuat atau menegaskan validitas keaslian assement, pendefinisian masalah, tujuan, penyeleksian model intervensi dan kontrak.
Terminasi dilaksanakan ketika tujuan telah dicapai dan pelayanan telah lengkap, ketika kegiatan lebih lanjut tidak ada lagi, ketika permintaan-permintaan klien berhenti, ketika referal dibuat untuk sumber-sumber pertolongan yang lain dan pekerja sosial sudah tidak akan terlibat lebih lama lagi. Pada terminasi, seperti halnya tahap-tahap yang lain, partisipasi klien merupakan hal yang sangat penting. Jika relationship pertolongan semunya signifikan, maka hal itu merupakan cara terakhir yang penting di dalam gambaran diri (self image) dan kemampuannya berelasi dimasa mendatang. Alasan untuk melakukan terminasi akan lebih jelas pada pemikiran klien maupun pekerja sosial tentang segala kemungkinan yang diekspresikan dan dipahami.
          terminasi sering merupakan proses yang mengharukan. Hal ini disebabkan karena relasi yang baik dan cukup mendalam diantara pekerja sosial dengan kliennya. Perpisahan dengan orang yang terasa dekat, akrab, dan senasib sepenanggungan dalam pemecahan masalah dirasakan sangat berat dan memilukan hati, klien juga sering merasa ragu dan kurang yakin akan kemampuannya dalam melaksanakan fungsi dan tugas kehidupan selanjutnya tanpa dukunga pekerja sosial. Bagi klien, hal ini dirasa sebagai situasi yang memberikan hati. Oleh sebab itu,pekerja sosial perlu melakukan tekanan psikologi dengan cermat dan mengamati manifestasi emosional klien denga hati-hati.
B.     Beberapa contoh alasan terminasi:
·         Calon klien tidak memenuhi persyaratan untuk dijadikan klien.
·         Klien yang sedang mengalami masalah di luar kemampuan panti seperti sakit permanen, gangguan jiwa dan membutuhkan pelayanan disiplin lain.
·         Klien tidak suka kepada pekerja sosial dengan alasan tertentu seperti keterlibatan emosional yang dalam dan unsur-unsur pribadi (seharusnya hubungan profesional)
·         Klien kabur dari panti dengan alasan: tidak menyukai kehidupan panti, tidak puas dengan pelayanan panti, fasilitas panti yang tidak memadai, arogansi penampilan petugas panti yang tidak bersahabat (aku patuh karena takut atau aku takluk karena segan, lihat senyum tidak selalu enak dilihat, maka jangan paksakan senyum jika tidak enak bagi orang lain).

C.     Alasan untuk mengakhiri pelayanan
Alasan bagi pengakhiran mempengaruhi harapan dan reaksi para partisipan serta intervensi yang sesuai selama fase terminasi. Situasi yang umum untuk mengakhiri pelayanan pekerjaan sosial meliputi hal sebagai berikut:
·         Pengakhiran yang di Rencanakan, Kontrak yang Berbataskan Waktu
Dalam pelayanan yang berbataskan waktu, para partisipan mengetahui berapa lama kontrak mereka akan berakhir dan menggunakan rasa waktu itu untuk merangkaikan pekerjaan mereka, untuk mernpertahanan fokus, dan untuk memotivasi para partisipan. Karena durasi yang singkat dan pengetahuan tentang pengakhiran, keputusan tentang kapan dan bagaimana melakukan terminasi biasanya lebih mudah daripada dalam pelayanan terbuka-tertutup, Iebih sedikit persiapan dibutuhkan.
·         Pengakhiran Pelayanan Terbuka-Tertutup dengan Kesepakatan Bersama
Seandainya tidak ada batas waktu pengakhiran idealnya terjadi ketika klien dan pekerja sosial bersepakat bahwa pelayanan tidak lagi diinginkan.Kebanyakan para pekerja sosial menggunakan indikator keberhasilan yang efektif  untuk menentukan kapan mengakhiri.
Kriteria ini meliputi:
Ø  Mencapai tujuan yang ditetapkan oleh kilen atau praktisi.
Ø  Membaiknya perilaku dan keberfungsian intrapsikis klien.
Ø  Klien menyatakan kesediaan untuk melakukan terminasi.
Ø  Dalam penanganan keluarga perubahan dalam relasi di antara anggota keluarga (seperti membaiknya interaksi dan komunikasi) dan perubahan dalam relasi suatu keluarga dengan orang lain (seperti lebih jelasnya batas keluarga atau membaiknya relasi dengan orang lain).
Ø  Kurang berhasil. Seandainya tujuannya bukan untuk mempertahankan keberfungsian dalam suatu kondisi yang kronis,pertimbangan etik menuntut bahwa penanganan berakhir yaitu apabila ada perbaikan kecil dan harapan akan perbaikan yang masuk akal, atau apabila perolehan selanjutnya tidak sebanding dengan waktu dan energi yang dibutuhkan.
Selin itu juga suatu keputusan untuk mengakhiri telah dilakukan, beberapa waktu harus diluangkan untuk mempersiapkan pengakhiran, sering dalam suatu fase terminasi formal yang mencakup intervensi baru yang dirancang untuk mengatasi hal yang berkaitan dengan mempertahankan perolehan.
·         Pengakhiran yang Tidak Diantisipasi pada Saat Persiapan Terminasi
Sebanyak 40 % hingga 60% kasus terbuka-tertutup berakhir sebagian atau secara keseluruhan karena faktor situasional yang tidak diharapkan. Alasan yang tidak diantisipasi bagi pengakhiran meliputi:
Ø  Pekerja sosial meninggalkan suatu badan sosial atau sakit
Ø  Seorang mahasiswa mengakhiri praktikum pekerjaan sosialnya
Ø  Ada perubahan dalam jadwal klien
Ø  Para orang tua memindahkan anak-anak dan penanganan
Ø  Ada hambatan kelembagaan, seperti beban kasus yang berlebihan.
Dalam pengakhiran yang tidak dlantislpasi.kemajuan jarang optimal.Kilen dan pekerja soslal barangkali harus berhadapan dengan
kekecewaan atau kemarahan.dan mereka sebaiknya merencanakan bagaimana klien dapat melanjutkan kemajuan.
·         Pengakhiran dl Managed Care
Organisasi managed care mensyaratkan tinjauan administratif dan persetujuan pelayanan yang diperluas di luar suatu batas waktu semula. Sebagai akibatnya kebanyakan para penyelenggara pelayanan pekerjaan sosial merencanakan penanganan yang berbataskan waktu dan enggan mengusulkan perluasan. Mereka barangkali kurang terlibat dalam manajemen terminasi dan kurang bersedia untuk mengusulkan perluasan karena keputusasaan di managed care. Ketidakpastian akan
hasil ketika suatu perluasan diusuilcan menambah komplikasi terminasi, karena barangkali ada harapan yang terburu-buru, kemarahan,dan suatu ketidakmampuan untuk menggunakan pengaruh positif dan batas waktu itu. Namun demikian, studi terbaru memperlihatkan bahwa penolakan perluasan jarang. Apabila memungkinkan di bawah managed care, intervensi formal dan fase terminasi sebaiknya dilaksanakan,khususnya setelah suatu perluasan ditolak.
·         Transfer ke Penyelenggara Pelayanan Lain
Kilen dapat ditransfer ke mana saja apabila pelayanan berakhir—sebagai contoh.apabila pekerja sosial meninggalkan badan sosial, pelayanan yang lebih sesuai ada di mana-mana, atau kiien dan pekerja social tidak dapat bekerja sama. Terminasi relasi antara pekerja sosial pertama dan kiien sama dengan situasi lain. tetapi pekerja sosial juga harus memfasiitasi hubungan dengan pekerja sosial yang baru.
·         Kilen yang Mundur dari Pelayanan
Para kiien dapat memutuskan untuk mengakhiri dengan cara mengundurkan diri dari pelayanan tanpa memberitahukan pekerja sosial.Walaupun mengundurkan diri dan pelayanan sering dipandang sebagai suatu kegagalan penanganan, sebanyak dua per tiga dan para kilen yang mengundurkan diri itu melaporkan kemajuan yang lumayan. Namun demikian, para klien yang mengundurkan diri kehilangan kesempatan untuk mengases proses penanganan dan untuk mempertahankan perolehan melalui intervensi pemeliharaan yang dlrencanakan

D.    Reaksi Klien Terhadap Teminasi
Walaupun banyak bahan kepustakaan mendeskripsikan terminasi sebagai suatu proses perkabungan yang suram, kebanyakan para klien memiliki reaksi yang lebih positif dari pada perasaan negatif. Pengakhiran pelayanan biasanya berarti pencapaian dan sekaligus kehilangan, serta suatu permulaan dan kemerdekaan bagi klien.beragamnya reaksi itu adalah “normal” berkaitan dengan ungkapan individual dan variasi kebudayaan seperti emosl apa yang tepat dan bagaimana reaksi itu diungkapkan. Ada reaksi yang umum selama fase terminasi:
·         Pada umumnya para klien mengevaluasi kemajuan dan pencapaian tujuan mereka.meringkaskanusaha mereka dalam penanganan,dan meninjau ulang proses penanganan itu sendiri.
·         Dalam penanganan intrapsikis dan eksistensial, fokusnya beralih kepada kegiatan luar masa kini dan masa depan, ketika para kilenmengungkapkan suatu rasa otonomi yang bertumbuh.
·         Para klien bangga akan pencapaian mereka, bergembira memasuki fase pengakhiran, dan puas.
·         Para klien mengungkapkan beberapa ambivalensi tentang pengakhiran, termasuk kesedihan.suatu keinginan untuk melanjutkan relasi, dan ambivalensi tentang apakah kemajuan itu cukup.
·         Para kiien dapat mengalami kembali kehilangan yang dlrasakan sebelumnya atnu menciptakan kembali pengalaman penanganan yang dirasakan sebelumnya.sering sebagai bagian dan pertumbuhan terapeutik yang berintegrasi.
Yang kurang umum, beberapa klien mengalami reaksi negatif yang harus ditangani secara terpisah dan reaksi terminasi yang normal. Reaksi negatif ini meliputi:
Dalam penanganan jangka panjang yang berhasll suatu proses perkabungan menyusul hilangnya suatu relasi yang mendalam terdiri dan tahap penolakan, kemarahan dan kehilangan, depresi,dan akhirnya penerimaan
-          kemarahan atau kepahitan yang kuat
-           kecemasan kanena perpisahan
-          mundur (regresi) ke perilaku sebelumnya yang tidak tepat atau bertindak berlebihan
-          emosi negatif yang ekstrem seperti depresi, perasaan “hancur”,atau kehilangan harga diri.
Beberapa faktor mempengaruhi reaksi klien terhadap terminasi. Faktor dan akibatnya terhadap reaksi akan meliputi:
·         Alasan untuk Terminasi
§  Apabila pelayanan berakhir seperti yang tidak diharapkan, reaksi lebih negatif: lebih sering meluapkan kemarahan. berkabung. gangguan suasana hati, dan suatu rasa bisnis yang belum selesai.
§  Apabila pengakhiran sudah disepakati secara bersama-sama.Ada kebanggaan dan kegembiraan yang lebih besar.
§  Para klien yang mundur dan pelayanan kurang puas daripada para klien yang mengakhiri pelayanan karena kesepakatan.
·         Hasil
§  Makin besar hasilnya, makin positif reaksi kilen.
§  Makin besar hasilnya, semakin sebentar kecemasan dan semakin jauh jarak dan retas I terapeutik ketib para khan bersiap-siap bagi pengakhiran.
·         Persiapan Pen gakhlran.
Persiapan awal (terinasuk penetapan batas waktu pada permulaan)
memberikan keuntungan yang penting:
1.      perkenalan akan kandungan afektif dapat dilakukan untuk memungkinkan pemrosesan terapeutik
2.      para kiien memiliki waktu untuk menangani reaksi mereka
3.      para Mien cenderung kurang berperilaku berlebihan selama terminasi.
§  Persiapan yang sis tematik, walaupun apabila dilakukan terlambat, mendorong reaksi yang positif dan transisi yang tepat.
§  Memberitahukan kiien suatu keterlambatan terminasi yang tidak direncanakan dalam penanganan tanpa cukup waktu untuk mendiskusilcan pengakhiran adalah yang paling destruktif, sering mengurangi perolehan dan menimbulkan perasaan marah karena dilchianati.
·         Kehilangan Sebelumnya
§  Para kiien yang mengalami kehilangan yang tidak teratast dapat terus memperlihatkan reaksi berkabung karena mereb menciptakan kembali pengalaman sebelumnya.
§  Para kiien lain yang mengalami kehilangan sebelumnya dapat lebih baik menghadapi terminasi, dengan sedikit depresi dan reaksi yang lebih positif.
·         Lama Penanganan
§  Dalam penanganan jangka panjang, penanganan yang lebih lama berkaitan dengan kekacauan dan gangguan suasana hail yang lebih besar.
§  Dalam penanganan jangka pendek, jumlah sesi tidak berkaitan dengan reaksi.
Faktor lain dapat memengaruhi reaksi terhadap terminasi, tetapi bukti ini tercampur-baur atau studi kurang memadai; faktor ini meliputi kualitas relasi, jenis pelayanan, modalitas penanganan (kelompok, keluarga, idividu), dan kohesi dalam kelompok.

E.     REAKSI PEKERJA SOSIAL TERHADAP TERMINASI
Para pekerja sosia! juga mengalami serangkaian emosi pada pengakhiran dengan setiap kiien. Reaksi khas pekerja sosia! terhadap pengakhiran adalah cermin dan reaksi para Idien yang kurang mendalam. Reaksi khas pekerja sosia! ini mencakup kebanggaan alcan pencapaian kiien dan akan keterampilan terapeutik mereka sendiri, ambivalensi, kesedihan, suatu rasa tinjauan tentang proses penanganan (a sense of overview of the treatment process), kadang-kadang dengan keragu raguan, kekecewaan, rasa bersalah alcan batas kemampuan membantu seseorang. Para pekerja sosia! harus sadar akan reaksi mereka sendiri karena beberapa pertimbangan:
·         Reaksi pekerja sosia! memengaruhi kemampuan mereka untuk menyadani kapan mengakhini atau bagaimana mengintervensi— sebagai contoh, mereka dapat memiiki seorang k!ien atau enggan untuk mengakui mereka tidak membantu.
·         Kontratransferensi (mengaitkan perasaannya sendiri dengan kilen) dapat mengarah kepada intervensi yang kurang tepat.
·         (arena para kiien mempero!eh isyarat mereka dan para pekenja sosia!, pesan verbal dan nonverba! tentang pengakhiran juga memengaruhi kemajuan, reaksi, dan kemampuan kiien untuk melaksanakan terminasi.
·         Terminasi adalah suatu kesempatan yang penting untuk mengases proses penanganan dan keterampilan serta untuk merekonfirmasikan komitmen untuk membantu orang lain.

F. INTERVENSI UNTUK FASE TERMINASI
Intervensi terminasi seharusnya menjadi suatu bagian yang integra! dan perencanaan penanganan. Intervensi torminasi itu berbeda dan intervensi perubahan pada fase penanganan sebelumnya, walaupun intervensi terminasi itu mensyaraikan relasi, perencanaan, dan keterampilan implementasi yang sama. Intervensi terminasi dirancang untuk membantu k!ien:
1.      Mengases kemajuan dan proses penanganan
Suatu tugas utama selama terminasi adalah mengases status tujuan dan masalah kiien. Thjuan dan peninjauan kemajuan, yang harus sama nincinya dengan asesmen pendahuluan, adalah untuk:
·         Memberikan data untuk mengonfirmasikan (atau mendiskonfirmasikan) suatu keputusan sementara dalam melakukan terminasi.
·         Memungkinkan suatu asesmen kemajuan yang realistik dan membantu memperkuat pembelajaran kiien selama penanganan.
·         Meningkatkan rasa mampu dan kemampuan klien untuk menghadapi situasi, yang penhing bagi keberfungsian yang berkelanjutan.
·         Memberikan informasi yang berfungsi sebagai landasan bagi intervensi terminasi lain—sebagai contoh, kekuatan kiien bagi usaha pemecahan masalah pada masa yang akan dating.
Kiien dan pekerja sosial juga meninjau ulang proses penanganan, menitikberatkan langkah dan keterampilan pemecahan masalah yang dapat klien gunakan pada masa yang akan datang. Dengan memberikan suatu tlnjauan menyeluruh tentang rangkaian penanganan, peninjauan ulang membantu mengajukan penutupan.
2.      Menggenerallsa&kan Perolehan
Seandainya usaha yang sengaja tidak dilakukan untuk memperluas perolehan, penggunaan keterampilan baru oleh klien barangkali terbatas pada bidang terbatas—sebagai contoh, membaiknya komunikasi di tempat kerja tetapi tidak dengan anggota keluarga. Untuk memperluas perolehan para kiien kepada bidang lain, para kiien dapat:
·         Mempelajari prinsip umum dalam menghadapi masalah—sebagai contoh, keterampilan pemecahan masalah, manajemen kemarahan, atau komunikasi keluarga.
·         Mentransfer keterampilan dan sesi penanganan kepada lingkungan alamiah mereka melalui tugas pekerjaari rumah—sebagai contoh, mencobakan keterampilan interpersonal yang dipelajari di dalam kelompok penanganan yang bekorja dengan rekan-rekan.
·         Mentransfer secara sistematis keterampilan-keterampilan dan suatu situasi kepada situasi lain—sebagai contoh, menggunakan keterampilan sosia! di dalam situasi baru atau dengan orang yang berbeda.
3.      Mempertahankan perolehan
Persoalan lain adalah berapa lama perolehanklien bertahan lama setolah penanganan berakhir. lntervensi yang membantu mempertahankan perolehan rneliputi:
·         Menlngkatkan rasa maxnpu k!ien melalul pujian yang realistik dan menegaskan peran kiien dalam menciptakan dan memportahankan perubahan.
·         Mengajarkan prinsip umum yang mendasan penanggulangan masalah dan perubahan.
·         Memastikan bahwa keterampilan yang baru dipelajari itu sesuai bagi llngkungan normal kilen. “Ferencanaan keselamatan yang gagal” (fail-safe planning) (Fisman & Lubetkin, 1980) atau bagaimana mengatasi kesulitan pada masa yang akan datang, seperti menangani konflik potensial di seputar buku laporan seorang anak.
·         Memastikan bahwa dukungan atas keterampilan yang baru tersedla di lingkungan kiien, seperti:
§  Membawakan sistem dukungan kilen secara langsung kepada penanganan—sebagai contoh, mengundang satu pasangan ke da!am sesi terminasi untuk mendiskusikan pemeliharaan, atau memasukkan teman seorang anak sekolah ko dalam penanganan yang dlrancang sebagai suatu “klub”.
§  Menciptakan suatu jaringan baru melalui ketenlibatan dalam organisasi yang sudah ada seperti kelompok pecandu alcohol yang menyamarkan ident itas (Alcoholics Anonymous), kelompok gereja. atau kelompok minal sosial (bridge, dansa,berburu, dan seterusnya).
§  Mengajarkan kiien bagaimana mendapatkan dukungan dan orang-orang kunci lainnya (significant others). Melaksanakan suatu seal “pendorong» tindak lanjut yang mencakup intervensi pemeliharaan seperti znemperkuat apa yang klien sedang lakukan dengan balk, meninjau kembali prinsip. mendiskusikan strategi penanggulangan masalah. dan perencanaan bagi masa yang akan dalang.
4.      Melakukan Transisi
Apabila kilen tidak dipersiapkan untuk berfungsi tanpa penanganan, semua perolehan dapat hilang dengan cepal. Tintuk mempermudah transisi, pekerja sosial harus memastikan bahwa setiap ketergantungan berkurang dan kilen slap untuk berfungsi atas kekuatannya sendiri (atau dengan suatu pelayanan yang berbeda). Intervensi yang rnembantu mencapal translal di luar penanganan mencakup, dl dalam kandungan seal penanganan. suatu perubahan yang sistematls lambat laun berfokus dan keglatan masa lalu melalul keberfungsian masa kini dan kemudian suatu orientasi masa depan—sebagai contoh, dan trauma masa anak anak kepada penanganan para pemicu emosional masa kini hingga cara merespons pada masa depan. Intervensi lain adalah perhatian kepada kegiatan dan dukungan penanganan luar melalul:
·         Mendiskusikan peristiwa dalam kehidupan klien
·         Mempertahankan dan menggeneralisasikan kegiatan seperti tugas pekerjaan rumah dan “perencanaan keselamatan yang gagal”
·         Kegiatan yang berlangsung jauh dan ruang pertemuan normal, seperti suntu perjalanan ko suatu laman bagi anak-anak muda.
Apabila mentransfer kiien kepada pelayanan di mana saja, intervansi tambahan memperlancar transisi kepada badan sosial atau peekrja sosial yang baru:
·         Menghubungkan para kiien dengan badan sosial rujukan dengan memberikan informasi menyeluruh tentang cara menghubungi badan sosial, membuat suat perjanjian dengan para kiien, atau menernanì para kiien ko badan sosial.
·         Memastikan bahwa para ponyelenggara pelayanan yang baru dlpersiapkan untuk para kiien dengan berkonsultasi dengan para penyelenggara pelayanan, menjelaskan harapan. dan memberikan Informasl (dengan seizin kiien).
·         Menindakianjuti bersama-sama dengan para kiien dan para penyelenggara pelayanan setelah pertemuan awal mereka, untuk memast.ikan bahwa hubungan telah dilakukan.
·         Memperkecil perasaan penolakan kilen, mendiskusikan secara torI)uka alasan bagi torminasJtransfar seria mempelajari perasaan dan harapan kilen terhadap pelayanan yang baru itu. Mengatasi Reaksš Emoslonal Kilen terhadap Pengakhlran. Mengungkapkan perasaan adalah suatu bagian yang penting dan fase pongakhiran. Menyadari omosi itu membuatnya dapat diterima, memvalidasikan pengalaman kiien, dan memberikan model bagi penangnan pengaruh dan terminasi. intervensi untuk mengatasi reaksi dan menjadikannya andalan bagi tujuan terapeutik meliputi:
§  Membantu kiien membicarakan tentang perasaannya dengan cara:
1.      Menjelajahi ungkapan ambivalensi (dan juga ungkapan emosi lainnya).
2.      Menirulcan keterbukaan din (modeling self-disclosure) dengan memperkenalkan reksl pekerja s sial itu sendiri (ini juge membantu mcrngubah relasi terapeutlk menjadi kolegialftas yang lebih besar),
3.      Mendeskripsikan dengan kata-kata emosi yang klien ingin ungkapkan secara nonverbal, seperti isyarat kemarahan. menghindarkan diskusi, atau kebanggaan yang ragu-ragu.
Sekali klien mengungkapkan emosi, menjadikan reaksi itu sebagal andalan bagi intervensi penanganan atau terminasi lain. Sebagal contoh:
1.      Menggunakan perasaan positif seperti kebanggaan dalam pencapaian untuk memperkuat rasa manipu khan.
2.      Mencap ambivalensi dan kesedihan sebagai ungkapan pengakhiran yang normal, sehat.
3.      Monangani reaksi negatif yang kuat sebagai reaksi perkabungan yang mendalam yang dapat diatasi melalul tahap-tahap perkabungan
§  Memperkenalkan keglatan yang dirancang untuk meninibulkan reaksi klien dan memberikan kesempatan bagi intervensi terminasi lain. Sobagai contoh:
1.      Suatu buku berwarna yang ilhindividualisasikan yang mencakup pokok-pokok penhing dan penanganan seorang anak. “Buku memori ini (Elbow. 1987) mcmungkinkan meninjau ulang proses penanganan dan membantu memperkuat perolohan (mangases kemajuan dan proses) dan memberikan suatu kesempatan bagi anak (suatu tanda ritual).
2.      Dalam suatu kelompok pendidikan, suatu “ucapan selamat” kepada setiap orang tentang apa yang anggota pelajari dan mereka memperkuat pembelajaran dan suatu rasa mampu, seria merayakan pengakhiran.
§  Moniporkanalkan ritual torminasi. Ritual somacam ¡tu mombantu para khan mengatasi emosi yang berkonflik, momberikan suatu rasa spesial, dan melakukan koneksi antara masa lalu dan masa depan. Ritual yang sesuai meliputi:
1.      Tanda selamat tinggal yang didefinisikan secara kebudayaan seperti berpelukan dan bersalaman.
2.      ¡rtukaran kesempatan yang kompleks dengan makna spesial. seperti foto. surat keterangan. atau hadiah yang menyampai kan “esensi” dan seseorang.
3.      Menguraikan peristiwa seperti upacara kelulusan. Perayaan semacam ¡tu juga dapat melayani tujuan lain. Termasuk mendemonstrasikan pencapaiari individu dan meninjau ulang pengalaman penanganan—misalnya dalam suatu kelompok untuk meningkatkan barga din, suatu pot keberuntungan (makanan makan malam yang tertutup) yakni setiap orang menyumbangkan keistimewaan etnisnya.

Comments

  1. numpang nanya mas,
    kalau misalnya klien yang kita dampingi ternyata tidak mengalami masalah dan tidak terdapat masalah, apa bisa kita langsung mengambil tindakan terminasi tanpa melakukan proses intervensi terlebih dahulu?

    kalau bisa bagaimana proses terminasinya?
    mohon bantuannya. terima kasih

    saya KS universitas Bengkulu

    ReplyDelete

Post a Comment

Artikel Lainnya:

PERANAN PEKERJA SOSIAL

PRAKTEK PEKERJAAN SOSIAL BIDANG PENDIDIKAN

PENGERTIAN ANAK DARI BERBAGAI PERSPEKTIF

Total Pageviews

Followers