Dasar Pengetahuan dan Nilai Praktik Makro
Dasar
Pengetahuan dan Nilai Praktik Makro
A.
Tiga Fokus Perhatian
Pengembangan Masyarakat
·
Populasi
·
Pelajari literatur untuk mengetahui sebanyak mungkin populasi yang
terkena masalah, memahami kebudayaan dan kelompok-kelompok etnis yang mewakili
dan memahami isu-isu jender.
·
Wawancarai mereka yang terkena masalah untuk mengidentifikasi
pandangan-pandangan personal, memahami pengalaman-pengalaman personal dalam
kaitannya dengan masalah dan kebutuhan, memahami bagaimana masalah dipandang oleh
berbagai kelompok dalam organisasi atau komunitas
·
Arena (masyarakat dan
organisasi)
a.
Pelajari literatur untuk menggambarkan aspek-aspek demografis dan data
lainnya mengenai organisasi atau masyarakat, menciptakan peta masyarakat yang
bermanfaat, menghimpun data tentang masalah atau kebutuhan bagaimana masalah
dan kebutuhan tersebut direspon oleh organisasi atau masyarakat.
b.
Wawancarai mereka yang terkena masalah untuk mengidentifikasi
pengalaman-pengalaman masa lalu yang dialami oleh masyarakat atau organisasi
dan memahami berbagai pandangan yang berbeda mengenai sebab dan akibat dari
satu masalah atau kebutuhan.
·
Masalah
a.
Pelajari literatue mengenai konsep dan definisi masalah dan kebutuhan,
teori yang berhubungan dengan sebab dan akibat dari masalah ; data dan
informasi yang relevan.
b.
Wawancarai mereka yang terkena masalah untuk memahami sejarah
perkembangan masalah pada tingkat lokal dan mengidentifikasi para pelaku utama
dan sistem-sistem yang terkait.
B. Memahami
masalah masyarakat :
Pekerja
sosial adalah sebuah profesi yang berorientasi terhadap aksi dan perubahan.
Orang yang mempraktekkan pekerjaan sosial memiliki komitmen untuk menjadi agen
atau sumber bagi mereka yang berjuang menghadapi beragam masalah atau
memerlukan berbagai kebutuhan. Populasi miskin atau rentan seringkali memiliki
kapasitas atau control yag terbatas dalam melakukan perubahan-perubahan yang
harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya atau memenuhi
kebutuhan yang sangat diperlukannya. Masalah dan kebutuhan muncul dalam
berbagai bentuk. Sebagian masalah berbentuk persoalan personal atau keluarga
yang dapat dpecahkan dalam konteks individu atau keluarga pula.
Ada tiga
tugas utama yang perlu dilakukan dalam memahami dan menganalisis masalah:
1.
Kaji literature mengenai kondisi, masalah, kebutuhan atau kesempatan
2.
Mengumpulkan informasi dan informan kunci yang ada dalam organisasi dan masyarakat
3.
Pilihlah beberapa factor yang dapat membantu menjelaskan sebab-sebab
utama terjadinya masalah
C. Memahami
Populasi
Pemahaman
mengenai populasi yang terkena masalah merupakan aspek penting dalam menyusun
program yang akan diterapkan. Mengapa beberapa kelompok dalam masarakat lebih
senang diberi modal financial untuk usaha kecil, sementara kelompok lainnya
lebih brgairah jika ditawarkan pelatihan-pelatihan keterampilan hidup. Kelompok
masyarakat yang lain lagi lebih merasa berharga jika disekitarnya dibangun
fasilitas pendidikan pra sekolah, klinik kesehatan ibu dan anak, fasilitas umum
seperti jalan, sarana air bersih, lapangan olahraga. Kepentingan-kepentingan
masyarkat tersebut selain sangat dipengaruhi oleh karakteristik sosio-kultural
masyarakat yang bersangkutan juga oleh tingkat pendidikan keragaman usia, dan
jenis kelamin, serta akses mereka terhadap informasi dari dunia luar.
Ada tiga tugas utama dalam
memahami populasi :
1.
Pelajari literature dan dokumen-dokumen yang relevan mengenai populasi
sasaran yang khususnya terkena dampak langsung oleh masalah yang
teridentifikasi
2.
Pahami berbagai pandangan mengenai populasi. Pemahaman komprehensif
terhadap populasi memerlukan beragam perspektif mengenai karakteristik populasi
tersebut. Hal ini bisa dicapai anatara lain melalui penelitian atau keterlibatan
langsung dengan masyarakat yang bersangkutan, bekerja sama dengan orang-orang
yang memiliki pengalaman luas tentang masyarakatnya, atau mempelajari literatur
mengenai masyarakat yang bersangkutan.
3.
Pilih atau tentukan beberapa factor yang dianggap paling berpengaruh
dalam memahami populasi sasaran
D. Memahami
Masyarakat
Pendefinisian
masyarakat akan membedakan pendekatan pengembangan masyarakat. Bila masyarakat
didefinisikan sebagai komunitas, maka pengembangan masyarakat biasanya
difokuskan pada kegiatan-kegiatan pembangunan local pada permukiman atau
wilayah yang relative kecil.
Meskipun definisi masyarakat memiliki perbedaan, namun pada umumnya tidak mengubah fungsi masyarakat. Menurut Netting, Kettner dan McMurtry (2004: 130-131) ada lima fungsi masyarakat:
1. Fungsi produksi, distribusi dan
konsumsi. Kegiatan-kegiatan masyarakat
dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan, kesehatan
dan sejenisnya.
2. Fungsi sosialisasi
(socialization). Meneruskan atau mewariskan norma-norrna, tradisi-tradisi dan nilai-nilai
yang selama ini dianut oleh orang-orang yang berinteraksi di dalam masyarakat.
3. Fungsi pengawasan sosial
(social control). Masyarakat senantiasa mengharapkan warganya untuk
mentaati norma-norma dan nilai-nilai yang dianut melalui penetapan hukum, peraturan dan sistem,sistem penegakkannya.
4. Fungsi partisipasi sosial
(social participation). Masyarakat menyediakan wahana bagi para anggotanya untuk mengekpresikan aspirasi-aspirasi dan kepentingan-kepentingannya guna terbangunnya jaringan dukungan dan pertolongan melalui interaksi dengan warga masyarakat yang tergabung dalam kelompok-kelompok, asosiasi-asosiasi dan organisasi-organisasi.
5. Fungsi gotong royong (mutual
support). Keluarga-keluarga, teman-teman, para tetangga, kelompok sukarela dan asosiasi-asosiasi
profesional yang tergabung dalam sebuah
masyarakat biasanya saling membantu satu sama lain.
Kerangka Kerja
Empat tugas yang dapat dilakukan
oleh Pekerja Sosial dalam memahami masyarakat adalah memahami
karakteristik dan kebutuhan populasi sasaran; menentukan karakteristik
masyarakat; memahami perbedaan-perbedaan masyarakt; dan mengidentifikasi
struktur masyarakat (Netting,
Kettner dan McMurtry, 20A4; Suharto, 2005a).
1. Fokuskan pada populasi
sasaran yang menyangkut orang, karakteristik dan kebutuhannya.
·
ldentifikasi populasi
sasaran (orang). Siapa populasi atau orang yang memerlukan pelayanan dan
bagaimana mereka diidentifikasi? Siapa populasi yang akan menjadi fokus
asesmen? Apa prioritas kebutuhan mereka, segmen atau kelompok khusus dari
populasi seperti kelompok etnis, wanita, lanjut usia atau orang dengan
kecacatan?
2.
Tentukan karakteristik masyarakat
·
Identifikasi
batas-batas masyarakat. Apa batas-batas yang dapat dijadikan patokan dalam
melakukan intervensi? Dimana para anggota populasi sasaran berlokasi, apakah berkerumun
atau berpencar? Apa saja hambatan-hambatan fisik atau sosial yang dimiliki
populasi sasaran? Bagimana batas-batas kewenangan progftlm kesehatan dan kemanusiaam
yang melayani populasi, bagaimana aksesibilitas program-program tersebut?
3. Pahami
perbedaan-perbedaan masyarakat
·
Identifikasi
mekanisme-mekanisme penindasan yang tampak maupun tersembunyi. Apa
perbedaan-perbedaan yang terlihat diantara anggota populasi sasaran dan
perbedaan diantara anggota populasi sasaran dengan anggota masyarakat lainnya?
Bagaimana perbedaan-perbedaan pada populasi sasaran dilihat oleh anggota
masyarakat lainnya? Apakah populasi sasarann ditindas dikarenakan
perbedaan-perbedaan yang mereka miliki? Apa kekuatan-kekuatan populasi sasaran
yang dapat diidentifikasi dan bagaimana kekuatan-kekuatan ini dapat
berkontribusi bagi masyarakat luas?
4. Identifikasi
struktur masyarakat
·
Identifikasi pola-pola
pemberian dan pengontrolan pelayanan. Kelompok-kelompok, asosiasi-asosiasi dan organisasi-organisasi
apa saja yang memberikan pelayanan advokasi atau bantuan sosial terhadap
populasi sasaran? Bagaimana distribusi sumber terhadap populasi sasaran
dipengaruhi oleh interaksi diantara masyarakat? Apa saja batasan-batasan yang ditetapkan
terhadap pelayanan-pelayanan bagi populasi sasaran dan siapa yang menetapkan
batasan-batasan tersebut? Apa saja peranan warga dan pengguna pelayanan dalam mengontrol
pelayanan-pelayanan terhadap populasi sasaran?
E.
Memahami
Organisasi
Dewasa ini, tidak ada masyarakat
yang tidak memiliki organisasi. Organisasi adalah wadah manusia dalam melakukan
kegiatan dan pemenuhan kebutuhan. Apakah besar atau kecil, terstruktur secara
formal maupun informal, organisasi memiliki fungsi penting dalam menjaga
keteraturan sosial pada masyarakat rnodern. Sebelum periode industrialisasi,
sebagian besar panduduk lndonesia tinggal di pedesaan. Mereka membuat jalan, membangun
rumah, menggali sumur dan mengalirkan sungai, menanamkan padi dan sayuran,
menjahit pakaian, pada umumnya dilakukan secara sendiri, melalui keluarga, atau
gotong royong dan relatif tanpa keterlibatan organisasi formal. Sekarang ini,
dimana industrialisasi menggeser kehidupan agraris, sebagian besar masyarakat
Indonesia mulai meninggalkan kehidupan pedesaan dan hidup di komunitas
perkotaan yang besar, kompleks dan heterogen. Kebutuhan mereka tidak memadai
lagi dipenuhi secara sendiri-sendiri maupun secara kekeluargaan. Mereka
memerlukan organisasi-organisasi khusus seperti supermarket restoran,
perusahaan konstruksi, perusahaan jasa konsultan, lembaga penelitian, sekolah,
rumah sakit, lembaga-lembaga pelayanan sosial dan masih banyak lainnya.
Organisasi-organisasi dapat
diibaratkan sebagai susunan batu-bata dalam sebuah bangunan rumah. Susunan
batu-bata yang terstruktur itulah yang membangun rumah yang indah. Dalam sistem
makro yang lebih besar, susunan organisasi membentuk masyarakat. Masyarakat
adalah arena yang penting dalam Pengernbangan Masyarakat. Tetapi, setiap
individu yang terlibat dalam masyarakat umumnya tidak berinteraksi satu sama
lain secara langsung, melainkan melalui organisasi. Pada hakekatnya masyarakat bukanlah
kumpulan individu-individu begitu saja. Melainkan merupakan jaringan organisasi
yang teratur. Masyarakat menyediakan suprastruktur yang memungkinkan beragam
organisasi beroperasi. Sebaliknya, organisasilah yang menjalankan sebagian
besar fungsi-fungsi masyarakat. Pakar sosiologi Talcot Parsons (1960)
menyatakan bahwa perkembangan organisasi merupakan mekanisme penting pada
masyarakat yang terdiferensiasi, karena kebutuhan yang tidak mampu dipenuhi
secara individu menjadi dapat dicapai berkat adanya organisasi. Dalam karya
klasiknya, Modern Organizations (1964), Amitai Etzioni menyatakan bahwa
munculnya struktur sosial yang 'terorganisasi' telah memungkinkan masyarakat
modern berjalan dengan baik.
Organisasi
Pelayanan Kemanusiaan
Organisasi Pelayanan Kemanusiaan
(OPK) atau Human Service Organization ( HSO) adalah organisasi yang fokus
utamanya memberi pelayanan sosial. Organisasi semacam ini memiliki
karakteristik tertentu yang membedakannya dengan organisasi lainnya. Pekerja
sosial karenanya harus mengerti kekhasan ini agar dapat melalakukan
Pengembangan Masyarakat secara efektif.
Agar sebuah organisasi dapat
disebut OPK sedikitnya ada tiga karakteristik yang harus dipenuhi (Netting,
Kettner dan McMurtry,2004).
·
Bekerja secara langsung
dengan dan untuk manusia. OPK beroperasi untuk melayani manusia, yakni
meningkatkan kualitas hidup konstituen, pelanggan atau kliennya.
·
Memiliki mandat untuk
melindungi dan meningkatkan kesejahteraan orang-orang yang dilayaninya, yang
pada gilirannya berani pula meningkatkan kesejahteraan publik.
·
Dapat diklasifikasikan
sebagi organisasi yang berada di bawah naungan lembaga-lembaga sektoral, baik
organisasi nir-laba, maupun organisasi pencari laba.
Kerangka Kerja
Mengacu pada Netting, Ketfirer dan McMurtry (2004)
dan Suharo (2005a), dua kegiatan di bawah ini dapat dilalrukan untuk memahami
organisasi, khususnya OPK.
1. Analisis
lingkungan tugas organisasi. Ada empat elemen kunci lingkungan tugas
organisasi, yaitu: (a) Pelanggan, baik distributor maupun pengguna; (b) Pemasok
barang, tenaga kerja, modal, peralatan dan tempat kerja; (c) Pesaing dalam
pemasaran maupun penjangkauan sumber-sumber; dan (d) Kelompok-kelompok pembuat
keputusan, seperti lembaga-lembaga pemerintah, serikat kerja dan
asosiasi-asosiasi internal organisasi.
2. Analisis
elemen-elemen internal organisasi. Tujuannya unfuk mengetahui legalitas dan
alasan-alasan utama keberadaan organisasi.
·
Otoritas dan misi
organisasi. Apa saja otoritas dan misi organisasi? Apakah organisasi beroperasi
sesuai dengan otoritas dan misinya? Seberapa jauh misi organisasi didukung oleh
paru staf organisasi? Apakah kebijakan dan prosedur konsisten dengan otoritas
dan misi organisasi?
F.
Dasar
Nilai
Karateristik profesi secara umum:
·
Keterampilan yang
berdasarkan pada pengetahuan teoritis
Professional
dapat diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang ekstensif dan memiliki
keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan
dalam praktik
·
Asosiasi professional
Profesi
biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang
dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi tersebut
biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.
·
Pendidikan yang
ekstensif
Profesi
yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan
tinggi
·
Ujian kompetensi
Sebelum
memasuki organisasi professional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari
suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoritis.
·
Otonomi kerja
Profesional
cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar
adanya intervensi dari luar.
·
Kode etik
Organisasi
profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur
pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan. Kode etik profesi adalah
pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam
kehidupan sehari-hari.
G.
Prinsip Etika Profesi :
·
Tanggung jawab
a. Terhadap
pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya
b. Terhadap
dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya.
·
Keadilan. Prinsip ini
menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
Otonomi. Prinsip ini
menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam
menjalankan profesinya
Comments
Post a Comment