PRAKTEK PEKERJAAN SOSIAL BIDANG PENDIDIKAN
A. PRAKTEK PEKERJAAN SOSIAL BIDANG PENDIDIKAN
1. Pengertian Pendidikan
Secara luas : Pendidikan adalah
segala pengalaman belajar dalam segala lingkungan berlangsung sepanjang hayat.
Secara Sempit : Pendidikan adalah
sekolah (pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal).
2. Definisi Pendidikan Menurut UU No 20 Thn 2003
(Sisdiknas)
Adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya utk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3. Definisi Pendidikan Menurut Para Ahli
1. Menurut
Ki Hajar Dewantara
Pendidikan berarti daya upaya
untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan batin), pikiran (intelek) dan
jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.
2. Menurut
Thomson
Pendidikan adalah pengaruh
lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap
dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sifatnya.
4. Faktor Masalah dalam Pendidikan
a. Mahalnya biaya pendidikan. Merupakan masalah yang
umum karena hal ini berpengaruh pada ekonomi, mahalnya biaya pendidikan
berpengaruh kepada kemiskinan yang di alami keluarga sehingga kewajaran bahwa menganggap pendidikan itu mahal. Sehingga hal ini terkendala
dalam anak yang mau bersekolah dari biaya pendidikan.
b. Manajemen pendidikan, smenjadi salah salah satu latar
belakang masalah pendidikan, apa bila ada ketidak efektifan dan tidak ada
penyesuaian, sehingga akan terjadi kendala dalam dunia pendidikan.
c. pengaruh internal dari individu yang tidak memilki
semangat dalam bersekolah, yang memiliki berbagai faktor penyebab kemalasan
dari individu, baik teknologi pergaulan dan pengaruh keluarga.
d. kuarangnya fasilitas belajar, kurangnya fasilias
belajar akan mempengaruhi wawasan pada anak, fasilitas sangat berpengaruh pada
keberlansungan belajar mengajar, dengan memberikan fasilitas membantu anak
dalam proses ini, contoh fasilitas ruangan yang kurang memadai sehingga rawan
terjadi bencana, ini merupakan kendala belajar karena ada rasa takut akibat
ruagan yang tidak memadia( robohnya ruangan).
e. akses yang tidak memadai, hal ini umumnya terjadi di
daerah terpecil. Ini menuju pada kegiatan belajar mengajar, perjalan siswa
menuju ke tempat (sekolah) beresiko. Contoh ketika ada memiliki tekad tetap
pergi kesekolah tapi perjalanan menuju kesekolah sangat membahayakan
keselamatan anak seperti harus menyebrangi sungai yang deras karena jalanan
tersebut tidak memilki jembata. Dari masalah pendidikan tidak memungkinkan
pekerja sosial akan menyelesaikan masalah yang ada di dalam dunia pendidikan.
5. Definisi Pekerja Sosial Di Sekolah
Pekerja sosial sekolah adalah salah
satu bidang praktek pekerjaan sosial, yang antara lain memberikan pelayanan
konseling penyesuaian diri di sekolah (school adjustmentcounseling ), tes
kemampuan pendidikan (educational testing ), konseling keluarga ( family
counseling ) dan pengelolaan perilaku ( behavior management ).
Pekerja sosial sekolah juga merespon perwujudan hak-hak semua anak untuk
mendapatkan pendidikan termasuk bagi anak-anak yang memilki kebutuhan khusus (
Anak penyandang cacat ) serta keluarganya.
Pekerja sosial berupaya menciptakan
hubungan yang seimbang atau serasi antara unsure-unsur yang ada di dalam
sekolah seperti antara guru dan peserta didik, antara sekolah dan orang tua (
keluarga ), antara sekolah dan lingkungan masyarakat, dan antara peserta didik
dengan orang tuanya.
Jadi disini pekerja sosial tidak
hanya mengurusi bagian kesiswaan atau struktur sekolah saja, tapi seorang
pekerja sosial juga harus memfokuskan dirinya terhadap hubungan sekolah dengan
keluarga siswa maupun dengan lingkungan sekitar sekolah. Berbeda dengan seorang
guru yang hanya memfokuskan tugasnya untuk mendidik. Dan seorang guru BK yang
memfokuskan pada masalah diri anak didik saja, tanpa memandangnya sebagai
kesatuan pribadi yang memilki banyak peran.
6. Peran peksos disekolah
Pekerja sosial sekolah merupakan daerah khusus praktek
pekerja sosial. Pekerja sosial sekolah membantu siswa membuat untuk meraih
sukses dalam penyesuaian terhadap sekolah untuk meningkatkan kemampuan belajar
mereka dalam lingkungan pendidikan mereka. Pekerja sosial bekerja sama dengan
personil sekolah lainnya dan pelayanan sosial lembaga lokal untuk membantu
siswa dalam mengatasi atau menanggulangi fisik, emosi atau kesulitan ekonomi,
serta sebagai alamat masalah sosial dan perilaku yang mungkin akan mempengaruhi
kemampuan mereka untuk tampil baik di sekolah. Ada beberapa peranan
pekerja sosial di sekolah antara lain:
a. Truant officer yaitu peran yang sering dilakukan di sistem sekolah yang besar. Pada
sistem ini, kemungkinan terjadinya kasus-kasus pembolosan akan lebih besar,
dibandingkan dengan sistem sekolah yang lebih kecil.
b. Advokat yaitu dalam memainkan peran sebagai advokat,
pekerja sosial dapat memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap hak-hak
pelajar yang dilanggar oleh pihak lain, sehingga pelajar tersebut mampu
mendapatkan haknya kembali.
c. Parent teacher liaision/home schooliasion. Yaitu penghubung orang tua dengan guru atau
penghubung rumah dengan sekolah.
d. Conferee (perundingan ) yaitu peran conferee dapat dilakukan pekerja sosial pada
pertemuan pembahasan kasus ( case conference ) pelajar. Temu
bahas kasus selain melibatka professional seperti guru, wali kelas, petugas BP,
dan pemimpin sekolah, boleh jadi juga melibatkan orang tua. Bertindak sebagai
conferee pekerja sosial dituntut mampu memimpin dan mengarahkan pertemuan.
e. Mediator ( penengah ) yaitu terkadang pekerja sosial sekolah berhadapan dengan
situasi yang menuntu sikap netral atau tidak memihak. Pekerja sosial dituntut
menengahi hubungan antar dua pihak yang mengalami keterpisahan, keretakkan atau
kerusakkan, akibat adanya perbedaan persepsi atau perbedaan kepentingan.
f. Broker (
perantara ) yaitu pekerja sosial dapat menghubungkan klien dengan sumber-sumber
yang menyediakan pelayanan yang dibutuhkan.
g. Konselor ( therapist ) yaitu peran sebagai konselor di sekolah telah banyak
dimainkan oleh profesi lain, sehingga pekerja sosial perlu mengetahui batas-
batas peran sebagai konselor dan mengembangkan peran yang spesifik. Terdapat
kecendurungan untuk lebih memandang pekerja sosial sebagai seorang therapist
daripada seorang konselor. Konselor melaksanakan konseling, sedangkan therapist
melaksanakan psikotherapy.
h. Tim member (anggota tim
) yaitu sebagai anggota tim, pekerja sosial dengan profesioanl lainnya (
psikolog, therapist bicara, guru pendidikan khusus, therapist fisik, guru
pendidikan regular ) dapat membantu menentukan kebutuhan-kebutuhan khusus dan
program tertentu yang dibutuhkan untuk anak-anak tertentu.
i.
Mental
health Consultant ( Konsultan
kesehatan mental ) yaitu pekerja sosial sekolah ( dengan pengalaman pelatihan
di bidang psikolagi sosial dari perilaku individu ) dapat bertindak sebagai
konsultan untuk aspek relasi manusia sebagai bagian dari kurikulum serta untuk
aspek gaya mengajar.
7. Tugas Pekerja Sosial Di Sekolah
Tugas ini merupakan tidakan yang langsung dilakukan oleh pekerja sosial di
sekolah, sehingga ruang garapan pekerja sosial jelas, karena pekerja sosial
memiki kesamaan dengan bk ( bimbingan konseling) sehingga pekerja sosial
mempunyai tugas sendiri berdasarkan peran dan fungsi sebagai perkerja sosial
Selain itu, pekerja sosial di sekolah juga memilki beberapa tugas, diantaranya
:
a. Memfasilitasi pendidikan dan pelayanan sosial bagi
siswa, serta menyiapkan pelayanan-pelayanan sosial langsung bagi siswa-siswa “
khusus “
b. Bertindak sebagai pembela siswa memfokuskan diri pada
kebutuhan-kebutuhan siswa yang urgent.
c. Mengidentifikasi masalah-masalah yang dapat menghambat
pelayanan, menghubungkan dengan lembaga-lembaga.
d. Bekerja sama dengan guru menggunakan teknik-teknik
yang tepat dalam memotivasi siswa untuk belajar .
e. Menghubungkan orang tua dengan lembaga lain untuk
membangun kekuatan relasi antara siswa dengan komunitasnya secara efektif.
f. Berkoordinasi dengan berbagai keterampilan antar
disiplin ilmu yang memebrikan pelayanan pada siswa.
g. Mengembangkan dan memelihara hubungan produktif anta sekolah,
lingkup pekerja sosial dan praktek-praktek lainnya.
Pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu pendidikan formal informal dan non
formal
1. Pendidikan Formal
Merupakan pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Memiliki jenjang pendidikan yg
jelas, mulai dari pendidikan dasar, menengah, tingkat atas sampai pendidikan
tinggi. Program dirancang secara terstruktur olh suatu institusi, departemen
atau kementrian suatu negara.
Pendidikan formal adalah kegiatan yang
sistematis, berstruktur, bertingkat, berjenjang, mulai sekolah dasar sampai
dengan perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya.
2. Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri
yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab
Pendidikan Informal adalah proses yg
berlangsung sepanjang usia sehingga setiap orangg memperoleh nilai, sikap,
keterampilan dan pengetahuan yang bersumber dari pngalaman hidup sehari-hari,
pengaruh lingkungan termasuk kehidupan keluarga, tetangga, pekerjaan,
permainan, pasar, perpustakaan & media massa.
3. Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal adalah pendidikan
di luar pendidikan formal, meliputi
pendidikan dasar dan pendidikan lanjutan. Pendidikan dasar mencakup pendidikan
keaksaraan dasar, keaksaraan fungsional dan keaksaraan lanjutan.
Keaksaraan lanjutan seperti
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Pendidikan Al Quran (TPA), Pendidikan
Lanjut Usia (lansia), Pemberantasan Buta
Aksara (PBA), Prog Paket A (setara SD), Paket B (setara SLTP), Program Paket C (setara SLTA), kursus-kursus,
Pendidikan vokasi, Latihan keterampilan baik yg terorganisir maupun tidak,
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) setingkat desa.
Comments
Post a Comment