KEBERFUNGSIAN SOSIAL


KEBERFUNGSIAN SOSIAL

Keberfungsian sosial merupakan ekspresi interaksi antara orang dengan lingkungan sosialnya. Keberfungsian sosial merupakan hasil atau produk dari aktivitas orang dalam berelasi dengan sekelilingnya. Jadi keberfungsian sosial berkaitan dengan hasil interaksi orang dengan lingkungan sosial (De Gusman, 1982). Dijelaskan oleh Zastrow (1982) bahwa manusia senantiasa hidup dalam berbagai sistem, seperti sistem keluarga, pelayanan sosial, politik, pekerjaan, keagamaan, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain. Interaksi orang dengan sistem-sistem tersebut mempengaruhi tingkat keberfungsian sosial mereka. Dalam hal ini interaksi yang kondusif akan menyebabkan orang mampu memenuhi kebutuhan, melaksanakan tugas, dan mencapai tujuan hidup. Namun sebaliknya, jika interaksinya kurang baik akan menyebabkan orang tersebut mengalami masalah.

Sedangkan Siporin (1975) menyatakan bahwa keberfungsian sosial merupakan suatu cara yang menggambarkan perilaku orang. Cara atau perilaku tersebut dilakukan oleh individu, keluarga, organisasi maupun masyarakat. Dalam konteks yang demikian, kelompok perempuan rentan merupakan orang yang mengalami masalah dalam melakukan interaksi dengan lingkungan sosialnya.
Konsep keberfungsian sosial mencakup empat tingkatan, yakni tingkatan individu, kelompok, organisasi, dan masyarakat. Bila perempuan rentan dipandang sebagai individu yang mengalami masalah dalam interaksi sosialnya, maka karakteristik keberfungsian sosialnya akan berkisar pada masalah:
a. Kemampuan dalam melaksanakan peranan sosial dalam kehidupan.
b.Kemampuan menjalin relasi positif dengan orang lain.
c.Kemampuan dalam menghargai diri sendiri.
                                                                                      Namun bila para perempuan rentan tersebut telah bersatu dalam sebuah kelompok yang secara relatif mempunyai permasalahan yang sama, maka soal karakteristik keberfungsian sosialnya akan berkisar pada bagaimana kemampuan mereka dalam hal:
a.       Merumuskan tujuan dan aktivitas kelompok.
b.       Interaksi positif di antara anggota kelompok.
c.        Rasa memiliki terhadap kelompok.
d.        Kohesivitas kelompok.
e.        Identitas, norma, dan nilai kelompok.
Pada tingkatan organisasi, karakteristik keberfungsian sosial mencakup:
a.  Adanya visi dan misi organisasi beserta tujuannya.
b.  Adanya program kerja organisasi.
c. Tersedianya sumber daya yang memadai.
d. Terlaksananya prinsip-prinsip organisasi.
e. Terlaksananya fungsi-fungsi administrasi dalam organisasi.





Sedangkan pada tingkatan masyarakat, karakteristik keberfungsian sosial tersebut adalah sebagai berikut:
a. Adanya identitas masyarakat yang menyangkut lokasi, nama, sejarah, dan sebagainya.
b. Kondisi kependudukan, ekonomi, sosial, budaya, keamanan dan sebagainya.
c. Adanya program pembangunan masyarakat.
d. Tersedianya sumber daya masyarakat.
e. Terwujudnya jaringan kerja masyarakat, baik secara internal maupun eksternal.

Dalam kaitan ini, terdapat tiga dimensi keberfungsian sosial yang senantiasa akan mewarnai kehidupannya sehari-hari, yakni:
a.       Kepuasan berperan dalam kehidupan.
b.       Relasi positif dengan orang lain.
c.        Perasaan menyukai atau menghargai.
Dengan berlandaskan pada perspektif pemikiran Sukoco (1991), bahwa keberfungsian sosial orang sangat berkaitan dengan cara pandang orang tersebut dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan. Dengan demikian, soal keberfungsian sosial tidak lepas dari soal peranan sosial dan status sosial. Pada kelompok perempuan rentan dapat dipandang adanya kekurangmampuan dalam melaksanakan peranan sosial yang dituntut oleh lingkungannya. Ketidakmampuan dalam melakukan peranan sosial ini dimungkinkan karena mereka menghadapi masalah dalam dirinya.
 Di samping itu, mereka juga mempunyai pikiran yang khas tentang status sosialnya. Padahal status sosial berkaitan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban. Kelompok perempuan rentan ini biasanya mengalami permasalahan yang dicirikan dengan adanya ketimpangan dalam pelaksanaan hak dan kewajibannya. Dari pespektif pemikiran tersebut kemudian dapat dielaborasi tentang keberfungsian sosial kelompok perempuan rentan sebagai berikut:
A.     Keberfungsian sosial sebagai wujud kemampuan dalam melaksanakan peranan sosial.

 Peranan sosial merupakan peranan yang diharapkan dapat ditampilkan oleh orang yang berada dalam suatu kelompok masyarakat. Bagi kelompok perempuan rentan terdapat masalah sehingga mereka tidak dapat memenuhi peranan sebagaimana yang diharapkan lingkungan sosialnya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut:

·            Setiap orang mempunyai status sosial yang bersifat multidimensional. Hal ini  mengandung pengertian bahwa pada diri setiap orang sesungguhnya memiliki banyak status sosial. Namun kelompok perempuan rentan mengalami kesulitan dalam menjalankan berbagai statusnya yang dimilikinya.
·         Kelompok perempuan rentan cenderung mengalami gangguan interaksi dengan orang yang terdekat dengan mereka.
·          Kelompok perempuan rentan kurang dapat memenuhi tuntutan tingkah laku yang harus dilaksanakannya.
·         Kelompok perempuan rentan kurang dapat memaknai situasi sosial yang dihadapinya. Siporin (1975) menyebutkan bahwa situasi sosial dapat dikatakan fungsional apabila dicirikan dengan hal-hal sebagai berikut:

(1). Situasi sosial yang secara struktural memadai dengan ciri-ciri:
(a). Menyediakan materi dan tenaga yang cukup.
(b). Kondisi ekologis yang memadai.
(c). Relasi yang baik dan wajar.

(2). Situasi sosial yang secara struktural memadai dengan ciri-ciri:
(a). Mempunyai nilai, norma, dan sanksi.
(b). Mempunyai tertib moral.
(c). Mempunyai identitas yang efektif.

(3). Proses-proses yang ada dalam situasi sosial dapat berjalan secara efisien dan terarah   
                                                                   kepada pencapaian tujuan.

(4). Situasi sosial secara menyeluruh dapat terlihat dengan jelas, konsisten dan relatif
stabil walaupun situasi sosial tersebut memberikan kemungkinan untuk mengadakan penyesuaian dan perubahan.

(5). Situasi sosial tersebut menyediakan kesempatan, sumber, dan pelayanan yang
                                                                   dibutuhkan.

(6). Situasi sosial tersebut memberikan dorongan dan tuntutan serta memberikan sanksi
                                                                   dan imbalan yang wajar. Artinya tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu ringan serta
                                                                   memungkinkan adanya kreativitas.

(7). Situasi sosial tersebut menyediakan imbalan atau meningkatkan identitas, harga diri
 dan kesadaran akan kompetensi individu maupun kelompok sebagai kesatuan.

(8). Situasi sosial tersebut mendorong kesadaran akan adanya kenyataan kehidupan yang
menuntut dan perlu dihadapi dengan keterampilan yang dimiliki.

(9). Situasi sosial tersebut memberikan kemungkinan kepada anggotanya untuk
 berhubungan dengan orang lain.

B.                  Keberfungsian sosial sebagai wujud kemampuan dalam memenuhi kebutuhan.
Semua orang mempunyai kebutuhan dalam kehidupannya. Ada orang yang dapat memenuhi kebutuhannya itu dengan baik, tetapi sebagian yang lain mempunyai permasalahan dalam memenuhinya. Karena faktor kemampuan atau situasi, kelompok perempuan rentan tak cukup memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup yang mendasar. Dalam hal ini Sukoco (1991) menjelaskan beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi kebutuhan manusia, yakni:


1).   Bahwa kebutuhan manusia pada prinsipnya bersifat jamak, artinya kebutuhan manusia itu lebih dari satu. Kebutuhan manusia tersebut merupakan sekumpulan dari kebutuhan dasarnya.
2). Terdapat beberapa kebutuhan manusia yang sebenarnya merupakan karakteristik dari   konteks kebudayaan yang dimilikinya. Manusia yang berada dalam masyarakat tertentu akan dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat tersebut. Dengan demikian kebutuhan manusia juga dipengaruhi oleh kebudayaannya.

3). Sistem kebutuhan setiap individu sangat tergantung dari perkembangannya. Selain    perkembangan fisik, jenis kebutuhan juga dipengaruhi oleh perkembangan psikis.

C.         Keberfungsian sosial sebagai wujud ke mengatasi permasalahan mengandung makna kesuksesan pula dalam perjalanan hidupnya. Namun bagi kelompok perempuan rentan terdapat persoalan yang menunjukkan adanya keterbatasan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapinya.


Comments

  1. saran:
    daftar pustaka kalau boleh dicantumkan karena ilmu yang baik itu bersumber dari sumber yang terpercaya pula salah satunya buku yang merupakan karangan dari siapa bin siapa..

    terima kasih :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Artikel Lainnya:

PERANAN PEKERJA SOSIAL

TERMINASI

PRAKTEK PEKERJAAN SOSIAL BIDANG PENDIDIKAN

PENGERTIAN ANAK DARI BERBAGAI PERSPEKTIF

Total Pageviews

Followers