DETEKSI DINI KEKERASAN DAN PERLAKUAN SALAH
Gejala-gejala
kekerasan seksual pada anak sangat traumatis, sehingga orang tua perlu waspada
dengan melakukan deteksi dini kekerasan tersebut. Deteksi dini terhadap
kekerasan seksual, dapat dipelajari dengan melihat sikap dan perilaku korban.
Menurut Frederick Anderman dan E va Andermann di bukunya Movement Disorders in
Neurology and Neuropsychiatri 1992, disampaikan oleh Nunki, bahwa korban yang
mengalami serangan seksual secara mendadak atau diluar kehendaknya dapat
menunjukan bahasa tubuh yang sangat jelas dan mudah di deteksi. Refleks
kecemasan (startle reflex) sebagai respons akibat serangan mendadak tak terduga
dan tak dikehendaki yang membuat fisik, jiwa dan emosional korban terancam”.
1.
Gerakan berlebihan tak
wajar, antara lain:
a. Kedua
bahu terangkat sehingga menutupi leher
b. Kepala
tertunduk ke dalam
c. Kedua
tangan dan kedua kaki menyimpul erat
d. Lutut
tertekuk ke dalam
e. Tubuh
menekuk
f. Mata
berkedip kedip
g. Wajah
pucat pasi dan lain-lainnya.
2. Gejala
fisik terjadinya kekerasan seksual:
a. Sakit
jika memakai celana dalam, dan mengeluh kesulitan atau kesakitan saat BAB dan BAK
b. Cedera
pada buah dada, bokong, perut bagian bawah, paha,
c. sekitar alat kelamin atau
dubur.
d.
Memar di bagian tubuh
atau gigi yang cedera atau tanggal saat pelaku menyergap dan memaksa korban
merapat di dinding dan korban melawan (David Givens seorang peneliti bahasa tubuh).
e.
Rasa panas dan nyeri di
area genital dan terasa sakit jika disentuh.
f.
Cara jalan yang tak
wajar, agak mengangkang.
g.
Ditemukan bekas bercak
darah atau cairan di celana dalam anak, dan kemungkinan ditemukan bagian
pakaian yang robek atau kancing yang lepas karena ditarik paksa.
h.
Cekalan dan cengkeraman
erat tangan pelaku sehingga kuku menembus ke kulit pada lengan anak untuk
mencegah anak meronta biasanya meninggalkan bekas di lengan bagian dalam (Joe
Navarro seorang agen FBI spesialis komunikasi nonverbal).
3. Gejala
Psikis pada umumnya:
a.
Anak berubah ekspresi:
pendiam, cemas, takut bertemu orang sehingga lebih banyak mengurung diri di kamar,
takut ditinggalkan sendirian.
b.
Anak yang semula tidak
mengompol menjadi mengompol baik di malam hari maupun saat disekolahnya.
c. Menunjukkan keluhan-keluhan fisik yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, seperti pusing, sakit perut, atau masalah makan.
c. Menunjukkan keluhan-keluhan fisik yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, seperti pusing, sakit perut, atau masalah makan.
d.
Sulit tidur dan bermimpi buruk
diikuti mengigau.
e.
Sulit konsentrasi,
sehingga sulit belajar dan gelisah, sehingga tidak mampu menyelesaikan tugasnya.
f. Perilaku
kemunduran seperti: mengisap ibu jari, kemunduran kemampuan bicara.
g. Pada saat pelaku bertemu pelaku, secara refleks anak menjauhkan
bagian depan tubuhnya atau menekuk tubuhnya diikuti kedua bahu menaik. Ini
adalah gerak refleks yang tersimpan di sistem limbik di otak untuk menjaga
tubuh dari serangan berikutnya dari orang-orang yang punya riwayat menyerang
anak.
4.
Gejala psikhis
pada anak usia 13-18 tahun
a. Merusak diri sendiri, remaja dapat melakukan tindakan
yang merusak diri sendiri sebagai cara mengatasi rasa marah dan depresi.
b. Melakukan perbuatan berisiko tinggi seperti berontak terhadap
orang-orang yang mempunyai wibawa, terlibat dalam penyalahgunakan NAPZA,
bergabung dengan para pencuri dan menjarah.
c. Depresif, Sebaliknya dapat juga terjadi sikap menutup
atau menarik diri, curiga terhadap orang lain dan berpikir bahwa hal buruk akan
menimpa mereka lagi.
d. Keluhan fisik yang tidak jelas penyebabnya, kecemasan
yang terus menerus serta kegugupan dan keluhan fisik yang tidak jelas.
e penyebabnya juga cukup umum terjadi pada kelompok usia
ini.
Apa yang harus dilakukan oleh orangtua/pengasuh? Jika
menemukan kondisi/gejala-gejala seperti tersebut di atas, maka sebagai orangtua
harus waspada, dan berikan dukungan:
a. Peluklah mereka erat-erat bahwa Anda sangat menyayangi
mereka.
b. Sampaikan bahwa tidak ada satau orangpun yang boleh menyakiti
mereka, dan apapun yang terjadi, akan tetap memberikan perlindungan.
c. Jadilah pendengar aktif tentang cerita dan pendapatnya
d. Mintalah pertolongan ahli (bawa ke Rumah Sakit RSCM atau RS-Polri)
d. Laporkan ke polisi
Literatur
1.
Suyanto Bagong,
Masalah Sosial Anak, Kencana Prenada Media Group, 2013, Jakarta.
2. Wyckoff J edery, Unell
Barbara C, Disiplin Tanpa Kekersan atau Pukulan, Penyelesaian Praktis Untuk
Masalah PerilakuAnak-anak Usia Pra Sekolah Modul Kekerasan Anak, Suhadi,
Unicef, 2013.
3.
Psikologi
Perkembangan, Hurlock
4. http://umum-pengertian.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-hakasasi-manusia-ham-umum.html
5.
http://dampakkekerasanterhadapanak.blogspot.com/
6.
Materi Prof. Irwanto,
Universitas Atmajaya, J akarta, 2014.
7.
UNICEF Fact Sheet
8.
http://tipswanitacepathamil.com/mencegah-pelecehan-seksualpadaanak.html
Langsung praktek
ReplyDelete