Pendidikan dan Pengasuhan Anak

Pendidikan dan Pengasuhan Anak

1. Pendidikan Anak Usia Dini
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no.58 tahun 2009, lembaga yang masuk kategori lembaga Pendidikan Anak Usia Dini 
(PAUD) adalah: Taman kanak-kanak (TK), PAUD, Raudathul Athfal (RA), Taman Posyandu, Playgroup, Kelompok Bermain, Taman Anak Sejahtera dan sebagainya yang menyelenggarakan pendidikan baik formal, non formal maupun informal kepada semua anak Indonesia yang berusia 0-6 tahun. Hal penting yang perlu diperhatikan oleh orangtua adalah proses bermain sambil belajar yang ada di lembaga pendidikan anak usia dini haruslah menyenangkan bagi anak. Meskipun lembaga PAUD bertujuan untuk membantu anak agar lebih siap ketika memasuki sekolah dasar, namun bukan berarti proses belajar tersebut kehilangan unsur menyenangkan bagi anak. Saat ini banyak sekali lembaga yang justru lebih memfokuskan proses belajar dalam mengasah kemampuan baca, tulis dan berhitung (calistung) dengan menggunakan metode yang tidak menyenangkan bagi anak. Memberikan informasi kepada anak dengan cara mendikte atau membuat anak duduk terlalu lama akan membuat 
anak merasa bahwa proses belajar merupakan hal yang berat untuk dijalani.
Dalam kondisi itu, anak menjadi tidak bersemangat dan pada akhirnya merasa terpaksa melakukannya. Jika pada jenjang usia dini anak sudah merasa terpaksa dan kehilangan semangat akibat dari kurangnya unsur menyenangkan dalam proses belajar, maka pada jenjang berikutnya anak akan mudah merasa jenuh dan tidak bersemangat untuk belajar lebih giat lagi.
Lembaga PAUD yang bagus adalah yang memiliki kurikulum dan rencanabelajar dengan metode bermain yang menyenangkan, terarah dan bertahap dalam meningkatkan kemampuan anak agar ia siap bersekolah.
Dengan demikian anak akan senang untuk bersekolah dan mencintai 
proses belajar.

2. Pentingnya bersekolah
Terkadang, kesulitan ekonomi, kebutuhan tambahan tenaga untuk membantu pekerjaan sehari-hari di rumah, dan sebagainya membuat 
orangtua terpaksa tidak menyekolahkan anak. Dalam kondisi tersebut anak memang dapat membantu orangtua, meringankan beban ekonomi, dan lainnya. Namun, tanpa sadar orangtua justru memberikan beban baru bagi masa depan sang anak. Dengan tidak bersekolah maka semakin sedikit ilmu dan keterampilan yang anak miliki, dan semakin kecil peluangnya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik kelak.
Membantu anak yang akan mulai bersekolah  Bersekolah merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan bagi anak karena ia dapat bertemu dengan teman-temannya dan memperoleh ilmu 
pengetahuan serta pengalaman baru saat belajar di bawah bimbingan guru. Namun, terkadang bersekolah juga dapat menjadi hal yang membuat anak merasa cemas, khawatir dan takut, terutama bagi anak yang baru mulai bersekolah. Bagi mereka, memasuki lingkungan baru, beradaptasi dengan teman, guru, dan suasana belajar yang baru menjadi sebuah tantangan tersendiri, sehingga hal ini memunculkan rasa cemas pada anak. 
Hal yang dapat dilakukan orangtua untuk membantu anak agar memiliki rasa semangat saat akan mulai bersekolah adalah sebagai berikut:
a. Beberapa saat sebelum waktu bersekolah dimulai (tahun ajaran dimulai), orangtua dapat mengajak anak untuk mengunjungi sekolah yang akan menjadi tempat anak menempuhpendidikan. Hal ini akan membuat anak merasa mengenal lingkungan barunya sebelum ia benar-benar menghabiskan waktu untuk bermain dan belajar di sekolah tersebut.
b. Berbicaralah kepada anak tentang pentingnya pendidikan bagi mereka, juga bagi anda sebagai orangtuanya. Sampaikan bahwa anak bersekolah untuk meraih cita-citanya dan orangtua merasa sangat bahagia jika anak sukses meraih cita citanya kelak. Sampaikan juga bahwa orangtua berharap anak dapat mengikuti proses belajar di sekolah dengan baik demi kepentingan merekasendiri dan kebahagiaan orangtua.

3. Membantu anak sukses bersekolah
Saat anak sudah bersekolah, orangtua perlu terus memberikan dorongan kepada anak agar ia tetap bersemangat di sekolah. Terkadang orangtua lupa bahwa guru utama dalam kehidupan anak adalah orangtua sendiri, sementara sekolah adalah sebuah lembaga yang membantu anak sukses dalam hal pendidikannya. Ketika anak bersekolah, bukan berarti semua tanggung jawab mendidik anak menjadi tanggung jawab sekolah.
Orangtua tetap memilki peran penting dalam menentukan kesuksesan anak. 

4. Mengatasi anak yang tidak ingin bersekolah
Saat menjalani hari-hari di sekolah, anak belajar banyak hal, tidak hanya dari pelajaran yang diberikan guru tetapi juga dari kebiasaan bermain dan berinteraksi dengan temannya. Apa yang didapatkan atau dipelajari anak saat berinteraksi dengan temannya tidak selalu menjadi hal yang baik dan menyenangkan dan bisa menyebabkan anak jadi tidak bersemangat untuk ke sekolah.
Ketika anak mengatakan ia tidak ingin ke sekolah, hal yang perlu dilakukan orangtua adalah:
a. Berbicara dengan lemah lembut, menatap anak dengan penuh kasih sayang, bertanya kepadanya mengapa ia tidak ingin bersekolah. Jika anak mencoba mengungkapkan permasalahannya maka dengarkan apa yang dikatakan anak dan cobalah menunjukkan rasa empati. 
Tunjukkan bahwa Anda memahami apa yang dirasakan anak dan bantu anak agar kembali bersemangat untuk sekolah.
b. Amati apa yang dilakukan anak karena terkadang anak belum dapat mengatakan hal yang sebenarnya ia rasakan atau alami. Dengan mengamati dan memberikan perhatian lebih mendalam terhadap apa yang anak lakukan, orangtua dapat memahami situasi sesungguhnya yang dihadapi anak.
c. Berbicara dengan guru di sekolah jika orangtua merasa memerlukan bantuan guru untuk mengatasi masalah anak yang tidak ingin bersekolah.
d. Diskusikan dengan pasangan atau kerabat di rumah; minta bantuan mereka untuk mendukung Anda agar anak mau bersekolah.


sumber : 
KEMENTERIAN SOSIAL RI
ProgramKeluargaHarapan
Modul P2K2 Pendidikan dan Pngasuhan Anak

Andina, S., & Tomlinson, H. B. (2012). PKH Education Team Field Visit 
Report. Jakarta: Bank Dunia.
Andina, S., & Tomlinson, H. B. (2013). PKH Parenting Education Program
Evidence Paper.
Gordon, T. (2000). Parent Effectiveness Training. New York: Crown
Publishing Group.
UNESCO. (2011). Facilitators Handbook For Parenting Education.
Bangkok: UNESCO.

LINK DOWNLOAD KLIK

Comments

Artikel Lainnya:

PERANAN PEKERJA SOSIAL

TERMINASI

PRAKTEK PEKERJAAN SOSIAL BIDANG PENDIDIKAN

PENGERTIAN ANAK DARI BERBAGAI PERSPEKTIF

Total Pageviews

Followers